MENELUSURI CAHAYA DAMAR: Malam Lailatul Qadar Di Kampung Patipi Pulau Kabupaten Fak-Fak

Authors

  • Akhmad Kadir
  • Muhammad Syukri Nawir
  • Muhammad Yusuf
  • Suparto Iribaram

Abstract

Penulis

Akhmad Kadir

Muhammad Syukri Nawir

Muhamad Yusuf

Suparto Iribaram

 

ISBN

xxx-xxx-xxxx-xx-x

 

Editor

Rachmad Surya Muhandy

 

Penata letak

Diana Michel

 

Layout dan Desain Cover

Muhamad Yusuf

 

Penerbit

The Journal Publishing

Anggota IKAPI

 

Hlm 48; 15 cm x 23 cm

Cetakan I, Maret 2024

 

Deskripsi:

Tujuan buku ini untuk memaparkan pelaksanaan tradisi Damar pada masyarakat Kampung Patipi Pulau Kabupaten Fak-fak Propinsi Papua Barat dengan paradigma fenomenologi social, menggunakan tehnik analisis model alir. Tidak adanya catatan tertulis tentang awal tradisi Damar di Kampung Patipi Pulau, berkembang secara lisan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Islam sebagai agama dari masyarakat Kampung Patipi Pulau beradaptasi dengan budayanya membentuk tradisi dalam memeriahkan malam Lailatul Qadar. Urutan pelaksanaan tradisi dimulai hari ke 21 puasa, ke 23, ke-25 dan hari ke 27. Tidak adanya ketetapan barang hantaran dan jumlah yang diberikan, merupakan ide moral dan rasa kedermawanan warga. Pemberian menjadi milik pengurus Masjid, agar melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik. Terdapat timbal balik berupa doa yang dibacakan pengurus Masjid. Simbol-simbol dalam tradisi memiliki makna yang mampu diartikan warga, berupa kemenyan dibakar saat membaca doa, Raun atau tempat bingkisan terbuat dari anyaman daun kelapa, obor, pemberian, serta membersihkan dan memberikan pasir pada kubur. Meriahnya Masjid pada malam Lailatul Qadar merupakan pembiasaan yang dilakukan masyarakat dimana aktivitas keagamaan, menyatukan masyarakat dengan kegembiraannya melalui berbuka puasa, pemberian sedekah, pawai obor, membaca Qur’an. Sedekah pada pengurus Masjid didasarkan kesukarelaan yang merupakan ketulusan. Kebersamaan diantara warga merupakan solidaritas yang dimunculkan secara spontan dalam pelaksanaan tradisi. Rangkaian kegiatan dalam tradisi mengandung nilai pendidikan Islam seperti: Ketaqwaan, Amaliyah, Sedekah, al-ukhuwah, Khuluqiyah, al-Masuuliyyah, al-Munfiqun, serta silaturahmi. Pengurus Masjid melakukan tugas dan tanggungjawabnya dengan keikhlasan, disebabkan mengurus Masjid adalah tugas mulia yang dilakukan turun temurun atau pewarisan. Masyarakat mempertahankan tradisi yang memiliki makna (keyakinan, pengetahuan serta kebiasaan), sebagai cara mengatur, menerima, berbagai tradisi yang dianggap baik serta mendasari pemahaman bersama dan mengembangkan interaksi dan tindakan lebih lanjut.

References

Alwi, Umaima,. Hariyanto, H., & Rusnaena, R. (2020). Sumbangan Non Tunai Pada Pembangunan Masjid Baiturrahman Kab. Pinrang Dalam Hukum Islam. Balanca: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. 2. (1), 44-54.

Bugis, Andi,. Et. al. (2020). The Rise Of Children Dropping Out Of School In Raja Ampat. Al-Ishlah:Jurnal Pendidikan. 12 (2). 270-287.

Dillistone, F.W. (2002). Daya Kekuatan Simbol,“The Power Of Symbols”, Yogyakarta; Kanisius.

Denzin, K. Norman & Lincoln, S.Yvonna.(2009). HandBook Of Qualitative Research. Yogyakarta; Pustaka Pelajar.

Geertz, Clifford.(1992). Tafsir Kebudayaan. Yogyakarta; Kanisius.

Giddens, Anthony.(2010). Teori Strukturasi, Dasar-dasar Pembentukan Struktur Sosial Masyarakat. Yogyakarta; Pustaka Pelajar.

Ghazali, Adeng, Muchtar.(2011). Antropologi Agama. Bandung; Alfa Beta.

Ibrahim, Maimun. (2017). Masjid dan Kemiskinan (Refleksi Hasil Penelitian Pemanfaatan Dana Masjid Untuk Pemberdayaan Ekonomi Umat). Al-Idarah: Jurnal Manajemen dan Administrasi Islam. 1(2).153-166.

Jenks, Chris.(2013). Cultur, Studi Kebudayaan. Yogyakarta; Pustaka Pelajar.

Koentjaraningrat. (1984). Kamus Antropologi. Jakarta; Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Levi, Strauss, Claude. (1997). Mitos, Dukun dan Sihir. Yogyakarta; Kanisius.

Majid, Abdul., & Andayani, Dian. (2017). Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: PT. Re,aja Rosda Karya

Nawiruddin dan Malla. (2013). Pembinaan Ummat Berbasis Multikultural. Jakarta; Sejahtera Kita.

Nawir, M.S., Et.al. (2020). Islam Raja Ampat dan Mitos Hantu Cuwig: Benturan Agama, Adat dan Kepercayaan Lokal pada Masyarakat Multikultural di Kampung Lilinta Papua Barat. SANGKEP; Jurnal Kajian Sosial Keagamaan. 3(1). 1-22.

Pals, L. Daniel. (2012). Seven Theories Of Religion, Tujuh Teori Agama Paling Komprehensif. Jogjakarta; IRCiSoD.

Ritzer, George & Goodman, J. Douglas. (2011). Teori Sosiologi Modern. Jakarta; Kencana Prenada Media Group.

Raucek, S. Joseph & Warren L. Roland. (1984). Pengantar Sosiologi. Jakarta; Bina Aksara.

Sairin, Sjafri et.al. (2002). Pengantar Sosiologi Ekonomi. Yogyakarta; Pustaka Pelajar.

Saputra, Ari & Kusuma, Adyatama, Mitra, Bayu. (2017). Revitalisasi Masjid Dalam Dialektika Pelayanan Umat dan Kawasan Perekonomian Rakyat. AL-IDARAH; Jurnal Manajemen dan Administrasi Islam. 1(1). 1-16.

Scharf, R. Betty,2004. Sosiologi Agama. Jakarta; Prenada Media.

Sileuw, Marwan., Et.al. (2022). Fenomena Penutupan Jalan Umum Untuk Acara Kedukaan Di Wilayah Kampung Kei Kota Jayapura. Potret Pemikiran. 26(1). 84-102.

Smith, Huston. (2001). Agama-agama Manusia. Jakarta; Yayasan Obor Indonesia.

Soerjono, Soekanto. (1985). Aturan-aturan Metode Sosiologis. Jakarta; CV. Rajawali.

Turner, S. Bryan. (2012). Teori Sosial Dari Klasik Sampai Postmodern. Yogyakarta; Pustaka Pelajar.

Utami, Evi, Rahman,. Et. al. (2017). Pengelolaan Potensi Zakat, Infak dan Shadaqah Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat. Jurnal BERDIKARI. 5(2). 107-115.

Winangun, Wartaya Y.W. (1990). Masyarakat Bebas Struktur. Liminalitas dan Komunitas Menurut Victor Turner. Yogyakarta; Kanisius.

Yusuf, Muhamad,. Et. al. (2021). Membangun Dunia Pendidikan Islam Di Tengah Keterbatasan (Potret Pondok Pesantren Di Kota Jayapura). Edukasi Islami: Jurnal pendidikan Islam , 10(1). 73-98.

Yusuf, Muhamad., Et.al. (2021). Menata Kontestasi Simbol-Simbol Keagamaan di Ruang Publik Kota Jayapura. Religious; Jurnal Studi Agama-Agama dan Lintas Budaya. 5(2). 161-174.

Yusuf, Muhamad., Et.al. (2021). Funeral Traditions In Mat Lou Ethnic Culture In Lilinta Village, Raja Ampat Island. JANTRO; Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya. 23(2). 240-247.

Yusuf, Muhamad,. & Sileuw, Marwan. (2020). JAJAO (Revitalisasi Kepemeimpinan Lokal Masyarakat Kampung Gamta Distrik Misool Barat Kepulauan raja Ampat). Jurnal El-Riyasah. 11(1). 29-53.

Zarti, Fira,. Firman,. & Rusdinal. (2019). Grubyukan Pada Upacara Perkawinan Masyarakat Jawa Jorong Piruko Nagari Sitiung Kabupaten Dharmasraya Propinsi Sumatera Barat. Jurnal Pendidikan Tambusai. 3(3). 1526-1533

Wawancara:

Yunus Kelimagun yang merupakan Imam Masjid Kampung Patipi Pulau, wawancara pada bulan Juli Tahun 2022

Kadir Patipi yang merupakan Marbot Masjid Kampung Patipi Pulau, wawancara pada bulan Juli Tahun 2022

Muhni Bauw yang merupakan warga Kampung Patipi Pulau, wawancara pada bulan Juli Tahun 2022

Saleha Bauw yang merupakan warga Kampung Patipi Pulau, wawancara pada bulan Juli Tahun 2022

Rugia Iba yang merupakan warga Kampung Patipi Pulau, wawancara pada bulan Agustus Tahun 2022

Salim Garamatan yang merupakan Warga Kampung Patipi Pulau, wawancara pada bulan Agustus Tahun 2022

Published

2024-03-01

How to Cite

Kadir, A. ., Syukri Nawir, M., Yusuf, M., & Iribaram, S. (2024). MENELUSURI CAHAYA DAMAR: Malam Lailatul Qadar Di Kampung Patipi Pulau Kabupaten Fak-Fak. The Journal Publishing, 5(1), 49. Retrieved from http://thejournalish.com/ojs/index.php/books/article/view/718