KETAHANAN KELUARGA SEBAGAI INTERVENSI SOSIAL DALAM KRISIS KESEHATAN MENTAL ANAK MUDA

Authors

  • Ane Permatasari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
  • Warih Andan Puspitosari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
  • Galuh Shafira Savitri Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.55314/jcoment.v6i2.1008

Keywords:

Ketahanan keluarga, Kesehatan mental, Anak muda, Intervensi sosial

Abstract

Krisis kesehatan mental di kalangan anak muda menjadi isu serius yang terus meningkat, terutama pasca pandemi COVID-19. Ketahanan keluarga (family resilience) berperan penting sebagai faktor protektif dalam merespons tekanan psikososial yang dialami remaja. Artikel ini memaparkan hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan keluarga melalui edukasi dan sosialisasi kepada kader Aisyiyah di Kapanewon Sewon, Bantul. Kegiatan ini dilaksanakan dengan pendekatan partisipatif dan melibatkan berbagai stakeholder, seperti lembaga pendidikan, tenaga kesehatan, serta organisasi perempuan. Program ini meliputi pemeriksaan kesehatan gratis, konsultasi medis, penyuluhan, serta pemberian hibah alat kesehatan. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan pemahaman peserta terhadap pentingnya ketahanan keluarga dalam menjaga kesehatan mental generasi muda. Kolaborasi lintas sektor serta pelibatan komunitas menjadi kunci keberhasilan program intervensi sosial ini.

References

Angesti, Maska Septafiya dan Azizah, Fauzian Nur. 2023. Implementasi Pelayanan Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Projotamansari di Kabupaten Bantul dalam Pencegahan Kekerasan pada Anak. Jurnal Riset Daerah Kabupaten Bantul Vol 23 No 3 (2023).

Bronfenbrenner, U. (1979). The ecology of human development: Experiments by nature and design. Harvard University Press.

Kemenkes RI. (2019). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. https://www.litbang.kemkes.go.id

Masten, A. S., & Monn, A. R. (2015). Child and family resilience: A call for integrated science, practice, and professional training. Family Relations, 64(1), 5–21. https://doi.org/10.1111/fare.12103

Mehra, D., Sarkar, A., Sreenath, P., Behera, J., & Mehra, S. (2018). Effectiveness of a community based intervention to delay early marriage, early pregnancy and improve school retention among adolescents in India. BMC Public Health, 18(1), 732. https://doi.org/10.1186/s12889-018-5586-3

Pemerintah Kabupaten Bantul. 2023. PUSPAGA, Komitmen Membangun Keluarga dan Anak Indonesia yang Sesuai Hak Anak. Diakses dari https://bantulkab.go.id/berita/detail/5702/puspaga-komitmen-membangunkeluarga-dan-anak-indonesia-yang-sesuai-hak-anak.html pada tanggal 20 November 2024 pk. 15.45 WIB.

Ungar, M. (2011). The social ecology of resilience: Addressing contextual and cultural ambiguity of a nascent construct. American Journal of Orthopsychiatry, 81(1), 1–17. https://doi.org/10.1111/j.1939-0025.2010.01067.x

Walsh, F. (2003). Family resilience: A framework for clinical practice. Family Process, 42(1), 1–18. https://doi.org/10.1111/j.1545-5300.2003.00001.x

WHO. (2021). Adolescent mental health. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/adolescent-mental-health

Widiharto, Chr. A., Lestari, F. W., & Suhendri, S. (2022). Edukasi tentang pernikahan dini dari perspektif psikososial, budaya dan kesehatan reproduksi. Altruis: Journal of Community Services, 3(3), 60–63. https://doi.org/10.22219/altruis.v3i3.20988

Published

2025-06-28