PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA LANSIA

Authors

  • Indah Andika Octavia Prodi Psikologi Islam, Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama, UIN Imam Bonjol Padang
  • Puti Lenggogeni Prodi Psikologi Islam, Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama, UIN Imam Bonjol Padang1
  • Reviza Mayhart Prodi Psikologi Islam, Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama, UIN Imam Bonjol

Keywords:

psychological well-being, lansia, empty nest syndrome

Abstract

Masa lansia merupakan masa evaluasi kehidupan yang telah dijalani oleh individu. Sejalan dengan bertambahnya usia, lansia merupakan kelompok usia yang rentan akan perubahan fisik, psikologis, hingga sosial. Individu yang memasuki usia lansia sudah memasuki tahapan integritas versus keputus-asaan dalam segi perkembangan psikososialnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi kekuatan sikap integritas vs keputusasaan pada lansia adalah kesejahteraan psikologis atau psychological well-being. Adapun keputusasaan pada lansia ini juga dipengaruhi oleh permasalahan sindrom sarang kosong (empty nest syndrome). Pada masa ini, lansia mengalami perubahan struktur keluarga dari keluarga besar menjadi keluarga inti. Anak-anak telah tumbuh besar, sudah mencari penghidupan sendiri dan tidak lagi hidup bersama di rumah. Dengan demikian, dapat dipahami bagaimana kesejahteraan psikologis lansia yang dimasa tuanya menghadapi kondisi perubahan dalam kehidupan sosialnya.

References

Aryono, M. M., & Dani, R. A. (2019). Kesepian dan Kesejahteraan Psikologis Pada Lansia Yang Memilih Melajang.

Akmalah, N. (2014). Psychological Well-being pada Ibu Usia Dewasa Madya yang Berada pada Fase Sarang Kosong. Jurnal psikologi Industri dan Organisasi, 3(2), 87–95.

Darmayanthi, N. K. P., & Lestari, M. D. (2018). From Negative Feeling to Well Adjusted Person: Experience of Middle Aged Women in Empty Nest Phase. In Universitas Indonesia International Psychology Symposium for Undergraduate Research (UIPSUR 2017) (pp. 138-143). Atlantis Press.

Gati, N. W., Mustikasari, & Putri, Y. S. E. (2016). Peningkatan Integritas Diri Lansia Melalui Terapi Kelompok Terapeutik dan Reminiscence. Jurnal Keperawatan Jiwa, 4(1), 31-39.

Ghafur, J. (2014). Manajemen Waktu Di Usia Madya Untuk Meminimalisir Dampak Dari Empty Nest Syndrome. Asian Journal of Innovation and Entrepreneurship, 3(2), 120-125.

Hilmanisa, A., Salsabila, A. M., Wazkia, H., Rivani, K. D., & Putri, M. A. (2022). Psikoedukasi Mindfulness Untuk Mengatasi Empty Nest Syndrome Pada Lansia di Puskesmas Ulak Karang Selatan. Pusako: Jurnal Pengabdian Psikologi, 1(1), 37-41.

Hurlock, E.B. (1999). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Hurlock, B. E. (2013). Psikologi Perkembangan. Jakarta. Erlangga.

Nalle, N. C., & Soetjaningsih, C. H. (2020). Gambaran Psychological Well Being pada Lansia yang Berstatus Janda. Jurnal Psikologi Konseling, 16(1), 624-633.

Papalia, D. E., Sterns, H. L., Feeldman, R. D., & Camp, C. J. (2002). Adult Development and Aging. Second edition. New York: McGraw-Hill.

Puspitasari, D. A., & Maryanti, L. I. (2021). The Relationship between

Religiosity and Empty Nest Syndrome in the Elderly. Indonesian Journal of Islamic Studies, 3, 10-21070.

Raup, J. & Myers, J. E. (1989). The empty nest syndrome: Myth or reality? Journal of Counseling and Development, 68(2) 180-183.

Ryff, C. D. (1989). Happiness is Everything, or is it? Exploration on the meaning of psychological well-being. Journal of Personality and Social Psychology, 6(57), 1069-1081.

Ryff, C.D., & Keyes, L.M. (1995). The structure of psychological well-being revisited. Journal of Personality and Social Psychology, 96 (4), 719-727.

Santrock, J. (2002). Perkembangan Masa Hidup Life Span Development. Jakarta: Erlangga.

Suardiman, S. P. (2016). Psikologi Usia Lanjut. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sukadari, Komalasari, M. D., & Wihaskoro, A. M. (2019). Studi Deskriptif Mengenai Psychological Well-Being Pada Lansia Di Taman Lansia An-Naba Tanggulangin Gunungkidul. G-Couns: Jurnal Bimbingan dan Konseling, 4(1).

Published

2022-12-22